
Kaldera-News adalah website informasi dan berita terdepan dan terpercaya. Saat ini kantor kami berada di Palembang, Sumatera Selatan.
+(62) 85273392008
admin@kaldera-news.com
KALDERANEWS -Seorang pensiunan TNI, berinisial BR warga Aceh Barat meninggal dunia di ruang Pinere RSUD Cut Nyak Dhien Rabu (26/8) malam.
Pasien meninggal diduga karena tidak mendapatkan pelayanan yang baik dari pihak rumah sakit tersebut. Akibatnya, keluarga pasien mengamuk kepada petugas medis yang bertugas saat itu.
Berdasar informasi, pasien mengeluh sakit dengan gejala batuk dan sesak nafas sesaat setelah pulang dari ladang, sehingga dirujuk ke RSUD Cut Nyak Dhien.
Istri pasien, Siti Aisyah mengaku kesal dengan pelayanan rumah sakit yang buruk, ia menduga suaminya meninggal lantaran tidak mendapatkan pertolongan paramedis karena yang bertugas takut pasien diduga terinfeksi corona.
Padahal belum ada tes seperti rapid ataupun swab yang dilakukan pihak rumah sakit terhadap pasien.
Kondisi yang memanas itu berhasil diamankan dan dikendalikan oleh aparat TNI dan polisi pada malam itu juga. Sehingga pasien yang meninggal tersebut, dalam proses pelaksanaan fardhu kifayah dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan.
“Insiden semalam hanya kesalahpahaman saja, karena keluarga pasien belum memahami Standar Pelayanan Prosedur (SOP) yang diterapkan kepada tim medis di rumah sakit," jelas Direktur RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, Putri Fathiyah dilansir dari Serambinews.com, Kamis (27/8).
"Ruang Pinere kawasan zona merah yang tidak boleh sembarang orang masuk ke sana. Apalagi untuk mendampingi pasien yang sakit,” tukas Putri Fathiyah.
Ia menambahkan, pihaknya tetap tidak izinkan pihak keluarga mendampingi pasien di Ruang Pinere. Penentuan dan kebijakan tersebut guna mencegah terjadinya penyebaran covid-19 di Aceh Barat saat ini.
Disebutkan dia, saat keluarga memanggil petugas medis ada sedikit keterlambatan, sebab petugas harus menggunakan alat pelindung diri (APD) dulu.
"Karena pasien tersebut suspek corona, sehingga dalam penanganannya harus sesuai dengan SOP yang diterapkan kepada petugas medis," ujarnya.
Menyangkut dengan adanya insiden tersebut, menurut Direktur RSUD Cut Nyak Dhien, persoalan itu kini telah selesai. Pihaknya berharap, supaya keluarga pasien memahami dan mematuhi protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
>>>>>>>>>>>>>LINK VIDEO<<<<<<<<<<<<<<
KALDERANEWS - Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 (Gugus Tugas Nasional) mencatat penambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 per hari ini Jumat (19/6) totalnya menjadi 43.803 setelah ada penambahan sebanyak 1.041 orang. Kemudian untuk pasien sembuh menjadi 17.349 setelah ada penambahan sebanyak 551 orang. Selanjutnya untuk kasus meninggal menjadi 2.373 dengan penambahan 34.
Adapun akumulasi data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan spesimen sebanyak 20.717 pada hari sebelumnya, Kamis (18/6) dan total akumulasi yang telah diuji menjadi 601.239 Adapun uji pemeriksaan tersebut dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 121 laboratorium, Test Cepat Melokuler (TCM) di 90 laboratorium dan laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 230 lab.
Sedangkan untuk jumlah orang yang diperiksa per hari ini ada 10.381 dan akumulasinya menjadi 366.581. Dari pemeriksaan keseluruhan, didapatkan penambahan kasus positif per hari ini sebanyak 1.041, negatif 6.881 sehingga secara akumulasi menjadi positif 43.803 dan negatif 322.778.
"Kita dapatkan konfirmasi positif sebanyak 1.041 orang, sehingga akumulasinya menjadi 43.803 orang," kata Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Jumat (19/6).
Menurut Yuri, angka ini tidak tersebar merata di seluruh Indonesia, melainkan ada beberapa wilayah yang memiliki kasus penambahan dengan jumlah tinggi, namun ada beberapa yang tidak sama sekali melaporkan adanya penambahan kasus positif.
"Kalau kita lihat distribusi dari kasus positif yang kita laporkan hari ini, Sulawesi Selatan melaporkan 207 kasus konfirmasi baru dan 43 kasus sembuh, DKI Jakarta 141 kasus baru dan 126 sembuh, Jawa Timur 140 kasus baru dan 103 sembuh," kata Yuri.
"Sumatera Selatan 84 kasus baru dan 31 sembuh, Bali 81 kasus baru dan 13 sembuh," imbuh Yuri.
Sementara itu, data provinsi 5 besar dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif adalah mulai dari DKI Jakarta 9.665 orang, Jawa Timur 9.057, Sulawesi Selatan 3.573, Jawa Barat 2.805 dan Jawa Tengah 2.471.
Berdasarkan data yang diterima Gugus Tugas dari 34 Provinsi di Tanah Air, Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah penambahan kasus sembuh tertinggi yakni 4.699 disusul Jawa Timur sebanyak 2.562, Jawa Barat 1.261, Sulawesi Selatan 1.169, Jawa Tengah 900 dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 17.349 orang.
Kriteria pasien sembuh yang diakumulasikan tersebut adalah berdasarkan hasil uji laboratorium selama dua kali dan ketika pasien tidak ada lagi keluhan klinis.
Gugus Tugas Nasional merincikan akumulasi data positif COVID-19 lainnya di Indonesia yaitu di Provinsi Aceh 38 kasus, Bali 976 kasus, Banten 1.331 kasus, Bangka Belitung 147 kasus, Bengkulu 107 kasus, Yogyakarta 277 kasus.
Selanjutnya di Jambi 112 kasus, Kalimantan Barat 296 kasus, Kalimantan Timur 417 kasus, Kalimantan Tengah 738 kasus, Kalimantan Selatan 2.392 kasus, dan Kalimantan Utara 173 kasus.
Kemudian di Kepulauan Riau 263 kasus, Nusa Tenggara Barat 1.022 kasus, Sumatera Selatan 1.680 kasus, Sumatera Barat 700 kasus, Sulawesi Utara 784 kasus, Sumatera Utara 1.024 kasus, dan Sulawesi Tenggara 329 kasus.
Adapun di Sulawesi Tengah 173 kasus, Lampung 172 kasus, Riau 142 kasus, Maluku Utara 383 kasus, Maluku 544 kasus, Papua Barat 222 kasus, Papua 1.368 kasus, Sulawesi Barat 104 kasus, Nusa Tenggara Timur 108 kasus dan Gorontalo 220 kasus.
KALDERANEWS - Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 (Gugus Tugas Nasional) mencatat penambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 per hari ini Kamis (18/6) totalnya menjadi 42.762 setelah ada penambahan sebanyak 1.331 orang. Kemudian untuk pasien sembuh menjadi 16.798 setelah ada penambahan sebanyak 555 orang. Selanjutnya untuk kasus meninggal menjadi 2.339 dengan penambahan 63.
Adapun akumulasi data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan spesimen sebanyak 20.650 pada hari sebelumnya, Rabu (17/6) dan total akumulasi yang telah diuji menjadi 580.522 Adapun uji pemeriksaan tersebut dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 121 laboratorium, Test Cepat Melokuler (TCM) di 88 laboratorium dan laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 228 lab.
Sedangkan untuk jumlah orang yang diperiksa per hari ini ada 10.381 dan akumulasinya menjadi 358.659. Dari pemeriksaan keseluruhan, didapatkan penambahan kasus positif per hari ini sebanyak 1.331, negatif 9.050 sehingga secara akumulasi menjadi positif 42.762 dan negatif 315.897.
"Hasil positif yang kita periksa terkonfirmasi sebanyak 1.331 orang, sehingga totalnya kasus positif ini menjadi 42.762 orang," kata Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Kamis (18/6).
Menurut Yuri, angka ini tidak tersebar merata di seluruh Indonesia, melainkan ada beberapa wilayah yang memiliki kasus penambahan dengan jumlah tinggi, namun ada beberapa yang tidak sama sekali melaporkan adanya penambahan kasus positif.
"Kalau kemudian kita lihat sebarannya, angka tertinggi yang melaporkan kasus positif hari ini adalah provinsi Jawa Timur dengan penambahan 384 kasus, dan melaporkan sembuh 78 orang. DKI Jakarta 173 kasus baru terkonfirmasi dan 128 kasus sembuh," terang Yuri.
"Sulawesi Selatan 166 kasus dilaporkan konfirmasi positif baru dan 22 sembuh. Kalimantan Selatan 118 kasus baru dan 14 sembuh, Bali 66 kasus baru dan 11 sembuh," imbuhnya.
Sementara itu, data provinsi 5 besar dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif adalah mulai dari DKI Jakarta 9.516 orang, Jawa Timur 8.917, Sulawesi Selatan 3.366, Jawa Barat 2.758 dan Jawa Tengah 2.391.
Berdasarkan data yang diterima Gugus Tugas dari 34 Provinsi di Tanah Air, Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah penambahan kasus sembuh tertinggi yakni 4.573 disusul Jawa Timur sebanyak 2.459, Jawa Barat 1.231, Sulawesi Selatan 1.126, Jawa Tengah 880 dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 16.798 orang.
Kriteria pasien sembuh yang diakumulasikan tersebut adalah berdasarkan hasil uji laboratorium selama dua kali dan ketika pasien tidak ada lagi keluhan klinis.
Gugus Tugas Nasional merincikan akumulasi data positif COVID-19 lainnya di Indonesia yaitu di Provinsi Aceh 38 kasus, Bali 895 kasus, Banten 1.327 kasus, Bangka Belitung 147 kasus, Bengkulu 105 kasus, Yogyakarta 276 kasus.
Selanjutnya di Jambi 109 kasus, Kalimantan Barat 282 kasus, Kalimantan Timur 405 kasus, Kalimantan Tengah 738 kasus, Kalimantan Selatan 2.326 kasus, dan Kalimantan Utara 171 kasus.
Kemudian di Kepulauan Riau 263 kasus, Nusa Tenggara Barat 1.008 kasus, Sumatera Selatan 1.596 kasus, Sumatera Barat 696 kasus, Sulawesi Utara 761 kasus, Sumatera Utara 993 kasus, dan Sulawesi Tenggara 326 kasus.
Adapun di Sulawesi Tengah 172 kasus, Lampung 171 kasus, Riau 134 kasus, Maluku Utara 343 kasus, Maluku 537 kasus, Papua Barat 219 kasus, Papua 1.350 kasus, Sulawesi Barat 104 kasus, Nusa Tenggara Timur 108 kasus dan Gorontalo 214 kasus.
Total untuk jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang masih dipantau ada sebanyak 36.698 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang masih diawasi ada 17.923 orang. Data tersebut diambil dari 34 provinsi dan 435 kabupaten/kota di Tanah Air.