
Kaldera-News adalah website informasi dan berita terdepan dan terpercaya. Saat ini kantor kami berada di Palembang, Sumatera Selatan.
+(62) 85273392008
admin@kaldera-news.com
KALDERANEWS - PT Pertamina (Persero) melalui Refinery Unit III Plaju memastikan operasional dan produksi Kilang Refinery Unit (RU) III Plaju aman di tengah pemberlakuan New Normal selama Pandemi Covid-19.
Mulai pekan ini Senin (24/8), RU III Plaju tengah memasuki fase kenormalan baru, dimana sebelumnya seluruh karyawan menerapkan bekerja dari rumah (WFH). Karyawan bisa kembali bekerja dari kantor, tentunya dengan sejumlah aturan protokol kesehatan yang ketat, seperti adanya pembatasan jumlah karyawan yang masuk.
Region Manager Communication, Relations, & CSR Sumbagsel, Dewi Sri Utami, mengungkapkan sebelum kantor dibuka, dilakukan checking, cleaning, dan disinfecting. Kapasitas tempat duduk diturunkan dan disusun penjadwalan pekerja yang masuk kantor maupun yang bekerja di rumah.
"Meskipun kantor sudah kembali dibuka, tidak semua karyawan bisa masuk. Diberlakukan sistem shifting agar produktivitas karyawan tetap terjaga," jelas Dewi
Sejumlah aturan protokol kesehatan lainnya antara lain : karyawan diwajibkan membawa sendiri perlengkan makan, botol minum, tisu, perlengkapan ibadah, masker cadangan, dan hand sanitizer sendiri. Sebelum masuk kantor, pekerja diperiksa suhu tubuh dan dilakukan pengecekan kesehatan lainnya, Rapid test berskala besar, jaga jarak aman dan meminimalisir kontak fisik.
Kilang Plaju, dibangun pada tahun 1904 , menghasilkan produk antara lain : Gasoline (bensin), Diesel (minyak solar), Avtur, LPG, Solvents, Refrigerant (musicool), dan Plastik Polimer (Polytam).
Total produksi Kilang Plaju saat ini adalah : untuk Premium 123,18 MBCD/ juta barrel per hari, Pertamax 71,96 MBCD/ juta barrel per hari.
Sementara untuk BBM jenis Gasoil, total produksinya antara lain Biosolar 118,08 MBCD/ juta barrel per hari, Solar 266,20 MBCD/ juta barrel per hari.
Untuk bahan bakat pesawat, Avtur, total produksinya 87,16 MBCD/ juta barrel per hari. Dan untuk produksi LPG sebesar 397 metrik ton per hari.
Rata-rata produksi saat ini naik sebesar 4% dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 77 MBCD menjadi 80 MBCD.
Adapun ketahanan produksi Kilang Plaju saat ini sangat aman, beberapa produk seperti Premium, Solar, dan Avtur bahkan lebih dari 15 hari.
KALDERANEWS – Sejak Presiden Joko Widodo mengumumukan kasus positif COVID-19 masuk ke Indonesia pada 2 Maret 2020, setidaknya telah tercatat lebih dari 63 ribu kasus. Tersebar pada di seluruh provinsi yang ada di Indonesia, wabah yang telah menjadi pandemi ini memberikankan dampak yang beragam terutama bagi masyarakat Indonesia.
Menurut Aris Darmansyah Edisaputra, Staf Ahli bidang Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Ekonomi Kreatif dan Ketenagakerjaan, Kemenko Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan (PMK), setidaknya ada empat kondisi masyarakat Indonesia di tengah pandemik COVID-19.
Pertama, masyarakat yang tidak terpengaruh secara ekonomi sehingga memilih tetap membatasi aktivitas diluar rumah karena semua kebutuhannya sudah terpenuhi. Selanjutnya ada masyarakat yang terpengaruh secara ekonomi sehingga memilih bekerja dengan memperhatikan protokol kesehatan. Contohnya adalah pekerja formal dan pegawai kementerian lembaga.
“Karena di kementerian lembaga sudah pasti di institusinya sudah ada aturan-aturan yang terkait dengan protokol kesehatan ini,” jelas Aris saat sesi Talk Show Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 melalui video daring, Senin (6/7).
Lanjut Aris ada juga masyarakat yang terdampak secara ekonomi sehingga kehilangan sumber pendapatan dan memaksanya keluar serta beradaptasi agar memperoleh sumber pendapatannya kembali. Sedangkan, kondisi yang terkakhir adalah masyarakat yang terdampak dan kehilangan sumber pendapatannya, namun belum mampu untuk beradaptasi.
“Nah ini yang perlu kita sosialisasikan kepada semua elemen masyarakat.”
Sementara pelaksanaan sosialisasi adaptasi kebiasaan baru memliki tantangan yang tidak mudah. Diantaranya seperti, kepatuhan masyarakat untuk melaksanakan protokol kesehatan, kebiasaan masyarakat dalam bersosialisasi secara dekat, ketidakpahaman tentang bahaya virus yang tidak kasat mata, serta munculnya berbagai pendapat melalui media sosial yang kurang mendukung upaya pencegahan.
“Mengenai hal ini, masih ada beberapa masyarakat yang menganggap enteng terkait kepatuhan ini,” imbuh Aris dalam memaparkan tantangan sosialisasi.
Pemerintah melalui Kemenko PMK, yang membawahi 7 kementerian dan 14 lembaga telah mengeluarkan beberapa kebijakan. Beragam kebijakan tersebut bersifat sebagai pedoman terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.
“Pemerintah tidak membatasi, silahkan masyarakat untuk melakukan aktivitasnya. Tetapi, tetap mematuhi protokol-protokol kesehatan,” tegas Aris mengenai kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah.
Dikesempatan yang sama, Dr. Kartini Sjahrir, Antropolog dan Penasihat untuk ASEAN institute for Peace and Reconciliation Kementerian Luar Negeri, tantangan yang dihadapi pemerintah sesuai pemaparan Aris memang benar adanya. Sebab tidak mudah dan membutuhkan waktu untuk mengubah perilaku dan budaya masyarakat Indonesia dalam hal menjaga kebersihan utamanya.
“Masyarakat kita kurang disiplin itu ada benarnya, tapi masyarakat sendiri tengah menghadapi culture shock dengan keadaan ini. Contoh social distancing itu adalah suatu term baru dalam budaya Indonesia, bayangkan kita secara fisik dipisahkan,’ ucap Dr. Kartini.
Justru, Dr. Kartini menyatakan bahwa proses perubahan perilaku sekaligus memberdayakan diri kita sendiri ini punya sisi positif. Dari segi pemeliharaan lingkungan melalui penerapan protokol-protokol kesehatan misalnya. Masyarakat menjadi lebih preventif, kaitannya dengan kebersihan dirinya maupun lingkungan sekitarnya.
Dr. Kartini juga melihat banyaknya manfaat terhadap kebiasaan-kebiasaan baru yang saat ini sedang terbentuk, terhadap masa depan. Contohnya, kultur hedonism dan korupsi yang diharapkan berkurang dengan tuntutan hidup sederhana saat ini.
“Kehidupan hedonisme berkurang dan tidak akan seperti dulu, setidaknya dalam jangka waktu lima tahun kedepan,” ucap Dr. Kartini.
Dr. kartini juga menambahkan sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengan (UMKM) akan menjadi sektor yang penting dalam tatanan kehidupan yang baru nantinya karena dapat di produksi dari rumah.
Pada akhir dialog, baik Aris maupun Dr. Kartini sepakat bahwa seluruh kalangan masyarakat harus bergerak aktif sebagai bagian dari tanggung jawab bersama. Karena upaya penanganan COVID-19 yang dilakukan pemerintah tidak akan berarti apabila masyarakat tidak ikut serta membantu mewujudkannya.
KALDERANEWS - Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) saat ini terus melakukan penataan untuk menuju tatanan hidup baru atau kerap disebut new normal. Sebab itu, berbagai kebijakan di bawah instruksi langsung Gubernur Sumsel H Herman Deru semakin gencar dilakukan agar covid-19 berlalu dari bumi Sriwijaya. Termasuk juga masif melakukan tracking dan tracing terhadap masyarakat yang berpotensi tinggi terpapar wabah covid-19 tersebut.